Dada ini semakin terasa sesak
Menahan rasa yang tak pernah bisa terungkap
Bukan karena apa
Hanya kebisuan semata
Jika waktu bisa berjalan lebih cepat
Atau mungkin berlari
Tergesa-gesa...
Seperti kuda penarik kereta perang
Hendak mengakhiri perang yang berkecamuk
Agar cepat usai
dan akhirnya datang kedamaian kembali
Oh, Tuhanku
Mungkin aku adalah insan paling berdosa
Tapi lalai dan enggan meminta maaf
Selalu mengulangi dosa dan dosa
Hingga tertutup mata hatiku
Terlambat ketika azab telah benar-benar datang
Menghampiri dan siap menerkam
Meremukkan apa yang ada
Hingga asa hampir tak ada lagi
Oh, Tuhan
Mungkin ini bukti kasih sayangMu padaku
Kau ada ketika aku ingat
Tetapi Kau juga ada meski ku lupa
Harus ku akui
Bahwa memang Kau Yang Maha Kuasa
Berkuasa atas diriku dan segalanya
Berlutut aku di kakimu
Bersimpuh, menghiba dan berdoa
Semoga Kau selalu bersamaku
Dalam suka dan dukaku
Meski perih kurasa dunia ini
Tapi kupercaya
Kau selalu ada untukku
Oh, Tuhan
Aku rindu padaMu
Kumpulan puisi tiada arti.....
Rabu, 27 Januari 2010
Aku Rindu PadaMu
Senin, 25 Januari 2010
Adakah harapan Itu?
Adakah harapan itu?
Ketika semua telah sirna
Musnah tak bersisa
Terpejam, hitam dan menghilang
Waktu terus mengikis dinding hati yang telah rapuh
Semakin pupus, tergradasi...
Meredup bagai lampu kehabisan minyak
Pada akhirnya
Mati...
Meninggalkan bara kecil dan asap yang mengepul
Penuh aroma duka
Rasa perih penderitaan
Penderitaan terpendam
Tapi tak pernah seorang pun tau
Padam
Ketika rongga dada semakin kosong
Hampa
Hingga gema suara jeritan hati memantul di dindingnya
Bergetar, menggema...
Meruntuhkan setiap keping kenangan
Harapan...
Semakin terasa jauh
Sulit tuk diraih
Tak ada lagi semangat
Karena api telah padam oleh dinginnya keadaan
Membeku...
Sendiri dan kesepian
Pasir Basah
Butiran-butiran pasir ini takkan pernah kering
Karena kan selalu basah oleh tetes air mata
Angin yang enggan berhembus...
Langit mendung...
Terik Mentari siang itu...
Kupandang cakrawala dengan mata berkaca-kaca
Berharap ada noktah di tepi horizon
Sekedar sekedip cahaya, mungkin...
Tapi tak kunjumpa jua
Aku kembali menunduk
Mamandang pasir yang kian basah
dan basah lagi
Oleh tetas air mata
Minggu, 24 Januari 2010
Melayang Jatuh
Seperti daun yang akan selalu gugur di musim kemarau
Ia akan gugur pula
Melayang hampa
Memandang langit yang entah dimana ujungnya
Menanti saat-saat menyentuh tanah
Serasa air dalam diri mulai kering
Mungkin akan habis pula
Pandangan semakin kabur
Menanti ajal yang pasti menjemput, entah kapan
Sendiri...
Begitu terus...
dan terus

- Harapan (10)
- Inspirasi (1)
- Kehancuran Jiwa (11)
- Kepasrahan (8)
- Kerinduan (3)
- Mimpi (4)
- Penantian (5)
- Penghianatan (4)
- Renungan (1)
- Special Moment (2)
- Syukur (1)
.jpg)
- Pendekar 212
- Jombang, Jawa Timur, Indonesia
- Tidak banyak yang bisa saya uraikan di sini. Silahkan lihat profil saya di facebook. bsantosagung@gmail.com
