readbud - get paid to read and rate articles

Sabtu, 13 Februari 2010

Garis Kehidupan


Seperti halnya seutas tali yang tergantung di dahan pohon
Ujungnya menjuntai
Panjang terurai hingga menyentuh tanah
Tiap tali memiliki panjangnya sendiri
Tetapi mereka sama….
Akan menyentuh tanah jua
Tempat semua kan kembali


Kadang angin kan terpa mereka
Hingga tak kan bisa lurus
Bergoyang, menggeliat-geliat bak cacing kepanasan

Kadang hujan kan mendera
Hingga basah kuyup
Seperti air mata ibu yang menangisi kepergian anaknya

Kadang mentari kan membakarnya hingga mengeras, kusam dan akhirnya lapuk
Ada yang bertahan
Ada yang putus di tengah jalan
Itulah garis kehidupan

Selengkapnya...

Tak Mau

Apalah arti keberadaan manusia bila ia hanya diciptakan hanya untuk sendirian
Bahkan batu pun mengerti akan arti kesepian
Ketika mata memandang eloknya siang, ia akan merindukan saat malam tiba jua
Pepohonan selalu melambaikan ranting-rantingnya agar angin bisa berhembus menerpa daun-daunnya
Agar tidak sendiri…
Selama dunia masih ada
Manusia tak pernah ingin sendiri

Selengkapnya...

Kering Sudah


Ketika aku telah benar-benar memutuskan untuk mencintaimu
Ketika hati ini telah benar-benar terpaut oleh cintamu
Dirimu perlahan-lahan menjauh dan menjauh
Membuat setiap harapan yang ada di diriku
Hilang secuil demi secuil.
Dan pada akhirnya yang tersisa hanyalah puing-puing kehancuran hati
Rasa sakit dan penderitaan yang tertahan
Air mata pun tak sanggup lagi tuk turun membasahi pipi
Karena ia telah kering bak wadi di musim panas
Adakah lagi penyemangat dalam hidup
Karena ia kini telah benar-benar hampa
Seperti daun kering merana tercampakkan, tertiup angin
Tergilas hingga hancur hingga menjadi santapan cacing tanah
Pada akhirnya semuanya sia-sia.

Selengkapnya...