images : https://darunnajah.com/wp-content/uploads/2018/11/Iman_Kepada_Takdir_Allah_Taala.jpg
Menatap langit penuh mendung, menggulung, menghitam
Hujan segera datang kawan
Rasakanlah angin dingin yang mulai menyeruak
Berhembus pelan, kencang, pelan, melalui sela-sela rambut di belakang telingamu
Seakan hendak membisikkan sesuatu yang mistis
Kedalam telinga telinga acuh kita
Telinga yang telah kotor oleh debu-debu kesombongan dan keangkuhan diri
Hai manusia-manusia yang sombong
Lihatlah titik-titik air yang mulai kubawa turun membasahi bumi
Meski kau berteduh tuk hindari, aku akan mencari celah tuk terus memburumu
Menyapu kepala-kepala hitammu yang penuh congkak
Agar kau sadar apa arti sebuah perjalanan
Sombonglah kau dengan daya upayamu
Dengan pengetahuan dan pengalaman yang kau peroleh
Tanpa sadar itu hanyalah setitik kecil dalam hamparan langit luas
Air ini akan terus mengalir menuju laut lepas
Meski kau halangi dengan tipu muslihatmu
Kau bangun sungai-sungai
Kau keruk waduk-waduk
Bendungan dan telaga-telaga
Berharap ia kan berhenti mengalir dan menuruti keinginan dan hawa nafsumu
Tetapi ia kan tetap menemukan jalannya
Jalan yang telah ditakdirkan untuknya
Takdir bukanlah suatu kesalahan
Mereka hanya berbelok, menukik, menyelam, dan kembali muncul
Untuk menuju tujuan akhirnya
Janganlah kau mengira kau telah membengkokkan takdir yang tertulis
Karena takdir bisa menemukan jalannya sendiri
Akal budimu tak kan mampu memaknai takdir
Apapun itu
Sesuatu yang kau kira mampu kau rubah
Nyatanya semua telah tertulis
Karena ia tau apa yang hendak kau lakukan padanya
Kemarin, hari ini, dan kelak
Takdir bukanlah suatu kesalahan
Ia memiliki seribu jalan
Untuk memenuhi tujuannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar