readbud - get paid to read and rate articles

Senin, 28 Desember 2009

Untitled

Remang-remang
Tak mampu kukenang
Dalam malam kelam
Ku terdiam

Kupandang tak beranjak
Sapa diriku, ku tersenyum
"Bulan apa ini?"
Ia bertanya
"Agustus"
Jawabku singkat
Bukankah...
Senyum di ujung bibir

Ah, aku bermimpi
Ku tersenyum...

Selengkapnya...

Pulang

Ku ingin pulang
Sampaikan salam pada angin
Meski ia selalu di sini
Dalam hati

Kuingin pulang
Tuk melepas rindu
Meski tak pernah bertemu
Tak pernah....

Tuhan...
Akankah angin kan selalu bertiup lembut
Belaiku seperti yang dulu
Sejuk dalam rasa
Hangatkan jiwa

Selengkapnya...

Terusir

Gamang terngiang-ngiang
Ruh dalam jiwa angan-angan
Diam tak hendak
Suruh pergi ku menjauh
Aku pergi
Turuti
Jauh tak hilang
Resah gelisah
Akankah datang pengharapan?

Selengkapnya...

Oktober Reborn


Oktober reborn
Kurayakan dalam hati
Kunikmati dalam sepi
Secuil doa-doa
Selintas puji-puji

Oktober reborn
Selalu kan datang
Menanti sepi kembali
Secuil doa-doa
Selintas puji-puji

Selengkapnya...

...yang Lain

Setia sepoi belai ilalang
Mengalun lembut bawa kesejukan
Usir terik kala itu
Takkan rebah ilalang
Takkan berhembus kencang
Ilalang dalam padang
Tersibak tak menghadang
Tengok kiri kanan
Tunjuk matahari menanti
Adakah angin pergi
Berhembus mengalun lembut
Usir terik yang lain

Selengkapnya...

Angsa Putih


Angsa Putih
Mengalun lembut
Susuri danau, tenang nan anggun
Mengurai bulu indahnya
Tebar pesona seribu nirwana

Angsa putih
Mengalun lembut
Terbang angkasa tinggi menjulang
Kepak sayap lambaian angin
Pergi tinggalkan
Hampa memandangnya
Siapa tak kan merana

Selengkapnya...

Terjaga


Malam itu
Sendiri di kamar
Terbaring di atas ranjang tua
Mata terpejam tapi tak tidur
Pikiran melambung jauh
Sedang hati terbawa mimpi
Sunyi malam

Terdengan toke di dinding
Kudengar, kuhitung dalam hati
Berharap bisa tidur
Tak kunjung pula tertidur
Mata terbuka
Menatap langit-langit kamar
Sayup terpejam mata
Detik, detik, detik, detik
Menghitung hari
Hari dimana tak akan lagi....
Bersama
Entah sampai kapan

Selengkapnya...

Terjaga

Malam itu
Sendiri di kamar
Terbaring di atas ranjang tua
Mata terpejam tapi tak tidur
Pikiran melambung jauh
Sedang hati terbawa mimpi
Sunyi malam

Terdengan toke di dinding
Kudengar, kuhitung dalam hati
Berharap bisa tidur
Tak kunjung pula tertidur
Mata terbuka
Menatap langit-langit kamar
Sayup terpejam mata
Detik, detik, detik, detik
Menghitung hari
Hari dimana tak akan lagi....
Bersama
Entah sampai kapan

Selengkapnya...

Mimpi Abadi

Kujaga malam seakan ia dirimu
Meski gelap yang kulihat
Tapi hati kan terangi
Malam memang dingin
Aku tak peduli
Bayangmu kan selimuti aku
Beri kehangatan meski semu
Bila fajar menjelang
Ku tahu tak bisa lagi memandang
Karena ku telah tidur dalam buaian
Siang hanyalah mimpi
Mimpi abadi dalam penyesalan
Malam selalu datang

Selengkapnya...

Orang-orang Kalah


Senandung orang-orang kalah
Air mata mengering darah
Kemana pergi
Kemana cela
Hati kecil
Kecil hati

Senandung orang-orang kalah
Senandung seribu kidung
Kidung tembang putus asa
Siapa kan peduli
Siapa kan kembali

Selengkapnya...

Separuh

Dunia luas
Hampar tak terbatas
Huni seribu wajah
Berpasang dalam satu
Utuh seutuhnya
Tapi ia kukuh
Separuh tak pernah utuh

Selengkapnya...

Keras Membatu


Saat pandangan jatuh jauh
Sedang hati memandang dalam hingga terpendam
Seolah sembunyi dalam sunyi
Terasa olehnya tajam menghujam
Menggeliat tersayat-sayat
Apa gunanya keras membatu
Jika nafas terbang terhempat
Layu pun tak disapa

Akankah selalu tertidur
Beselimut mimpi-mimpi
Jika mimpi adalah hidupmu
Makan hidupmu hanyalah mimpi

Selengkapnya...

Keras Membatu

Saat pandangan jatuh jauh
Sedang hati memandang dalam hingga terpendam
Seolah sembunyi dalam sunyi
Terasa olehnya tajam menghujam
Menggeliat tersayat-sayat
Apa gunanya keras membatu
Jika nafas terbang terhempat
Layu pun tak disapa

Akankah selalu tertidur
Beselimut mimpi-mimpi
Jika mimpi adalah hidupmu
Makan hidupmu hanyalah mimpi

Selengkapnya...

Tanpa Batas


Tinggi datar bukit
Tegar menjulang
Sejuk dan rindang
Hijau luas tanpa batas
Alun lembut terpa hembusan
Senandung alam
Tatapan kosong biru langit
Ke seberang tanpa batas
Melambung angan

Hatinya di sana
Dengan hati yang lain
Entah
Kosong hati
Biru terpa hembusan
Hijau luas tanpa batas

Selengkapnya...

Semesta Tanpa Batas


Biru langit hatiku
Putih awan kasihku
Bulan, bintang, mentari pancaran sinar
Pancaran kasih
Semesta tanpa batas
Dunia pula

Angin takkan usik daun layu
Layu berguguran
Siapa lagi bawa kabar?
Siapa kan usir terik?
Angin....

Kudegar, kurasa
Gapai ku tak mampu
Semesta tanpa batas
Dunia pula

Pergi bebas
Angin
Tinggalkan daun layu

Biru langit hatiku
Putih awan kasihku

Selengkapnya...

Semesta Tanpa Batas

Biru langit hatiku
Putih awan kasihku
Bulan, bintang, mentari pancaran sinar
Pancaran kasih
Semesta tanpa batas
Dunia pula

Angin takkan usik daun layu
Layu berguguran
Siapa lagi bawa kabar?
Siapa kan usir terik?
Angin....

Kudegar, kurasa
Gapai ku tak mampu
Semesta tanpa batas
Dunia pula

Pergi bebas
Angin
Tinggalkan daun layu

Biru langit hatiku
Putih awan kasihku

Selengkapnya...

Rapuh


Rapuh diri dalam remah-remah
Remuk riuh dalam riam
Rasa, rupa, rindu, redam
Sesekali serpihan
Sesekali remahan
Kalbu kalut dalam kelam
Kasih tak terjamah
Kusam, keruh
Kesepian

Selengkapnya...

Rapuh

Rapuh diri dalam remah-remah
Remuk riuh dalam riam
Rasa, rupa, rindu, redam
Sesekali serpihan
Sesekali remahan
Kalbu kalut dalam kelam
Kasih tak terjamah
Kusam, keruh
Kesepian

Selengkapnya...

Rindu Rembulan II


Pungguk rindu rembulan
Purnama lima belas
Indah
Gapai angannya
Berbagi cahaya dengan bintang
Jiwa terbawa kabut
Risau menjelma
Purnama berlari
Hilang dalam tangkap
Pungguk pilu...

Selengkapnya...

Membunuh Waktu

Waktu tetaplah waktu
Aku tetaplah aku
Setia berdiri dalam sepi
Sepoi belai rambutnya
Andai sayap patah terkembang lagi
Peluk rembulan seribu bidadari
Raih bintang cemerlang
Andai ombak banyak cakap
Tak kesepian pula dalam biduknya

Mungkin bila kau di sini
Temani hati berbagi
Pancar ia kan bersinar
Meski redup sepotong lilin
Meski pantulan tepi horizon
Kejar ia tak gentar
Ia tahu
Suatu saat kan sampai
Ketika waktu benar-benar terbunuh

Selengkapnya...

Ratap

Dalam haru termangu
Tatap sayap patah terhempas
Bumi bergetar
Layu bungan kamboja
Rindu berbisik ingin
Titipkan duka air mata
Rangkul sepi, kawanku

Mata, maya, metafora
Luruh, luluh lantak tak berbekas
Hening kesunyian
Jeram mengering merah
Ombak mengalun rendah
Langit terpejam hitam
Bintang hilang malam
Bulan pergi berpulang
Acuh pungguk terbang
Kelam

Selengkapnya...

Satu Kata

Satu akta
Atau mungkin dua
Dari orang yang Kau beri

Hamparan pasir
Pancaran mentari
Desir angin
Deru ombak

Satu kata
Atau mungkin dua
Dari orang yang Kau beri

Selengkapnya...

Perjuangan

Kakinya menendang batu-batu kerikil
Di pikulnya bukit-bukit karang
Di kiri-kanan menyeret gerobak penuh seluruh
Susah payah seberangi riam jeram
Sayatan perih perdu tak dihiraukan
Keringat menghitam lumpur
Demi mencari ujung pelangi

Selengkapnya...

Badai


Malam tiba bersama angin lepas
Naiklah ke bahtera
Layar terkembang angin buritan
Merangkak dalam sunyi
Hari-hari berkejar dengan surya
Sepi saat itu
Malam memandang bintang
Pastilah indah cahayanya
Angan nan jauh

Di sudut mata sepintas pandang
Tengok hati tergetar
Guruh gemuruh awan bergulung
Hitam-hitam malam
Hilang bintang tertelan

Badai datang kawan
Haruskah layar kuturunkan?
Kepalaku membadai
Akahkah karam menghantam karang?
Aku duduk tak bergerak
Bingung linglung

Hatiku berbisik
Cahaya kan datang kawan

Selengkapnya...

Tak Beranjak

Layangkan pandang ke langit biru
Sampaikan salam pada ujung awan yang memutih
Desir angin belai dalam gundah
Daun melambai riang
Bayangannya hitam
Menjanjikan kesejukan dalam terik padang
Tapi durinya siap menerkam
Ku tahu itu
Ku diam
Sunyi
Sepi

Selengkapnya...

Padang Ilalang


Rumput dan ilalang
Hijau menjulang
Dalam terik padang
Akarnya kuat menghujam bumi
Kepanasan
Merana tercampakkan
Kering, rebah, roboh, bodoh
Harapkan hujan
Takkan datang

Selengkapnya...

Buta

Tak kulihat apa yang mereka lihat
Tak kudengar apa yang mereka dengar
Tak kurasa apa yang mereka rasa

Tapi mereka tak melihat apa yang kulihat
Tak mendengar apa yang aku dengar
Tidak pula merasa apa yang kurasa

Apa mereka buta, tuli dan bebal?
Atau mungkin itu aku?
Aku memang buta, tuli dan bebal
Tapi tidak hatiku
Jangan...
Mungkin mereka buta kala itu
Tapi lebih buta hatinya

Selengkapnya...

Turun Dalam Kabut


Berdiri terpaku di tepi telaga
Sunyi senyap tanpa suara
Di mana aku?
Mengapa begitu sunyi?
Mengapa indah nian?
Hilang pandang sesaat
Kabut selimuti jiwa
Sayup terdengar tembang langit
Kupasang telinga
Langkah kaki alunan nada
Halimun tersingkap ku berhenti
Mata tertuju satu
Bidadari turun ke bumi
Berlari ia kukejar
Semakin cepat langkahku
Semakin ia menghilang

Selengkapnya...

Rindu Rembulan I

Tangan ini takkan pernah gapai rembulan
Tapi tak jemu ia menggapai
Harapannya hampir putus
Ia tengok rembulan dalam danau
Indah dalam sepoi malam
Tak terjamah
Riak kan usir dia

Bila rembulan sempurna
Tangannya di dada
Dalam isak-isak ilalang
Malam dingin
Hatinya dingin

Fajar menyingsing
Janjikan hangat mentari
Berputar terus dalam hidupku
Tak berawal dan tak berakhir
Awal adalah akhir
Akhir adalah awal

Selengkapnya...

Tak Berguna

Jejak-jejaknya
Menjadi debu tertiup angin
Aroma nafasnya hampa
Noda-noda ia tinggalkan
Kotori cermin diri
Mengendap, kusam dan menghitam
Tak mungkin lagi bercermin

Selengkapnya...